Sugihan Jawa atau Sugihan Jaba adalah sebuah kegiatan rohani dalam
rangka menyucikan bhuana agung (makrokosmos) atau alam semesta. Sugihan
Jawa ini jatuh pada hari Kamis Wage Sungsang.
Kata Sugihan Jawa berasal dari urat kata Sugi, yang artinya
membersihkan, dan Jaba artinya luar. Jadi hari Sugihan Jawa tersebut
bukanlah hari Sugihan bagi para pengungsi leluhur-leluhur dari Jawa
pasca bubarnya Majapahit. Maksud sebenarnya adalah pembersihan Bhuana
Agung atau alam semesta, baik sekala maupun niskala.
Dalam lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Sugihan Jawa merupakan
"Pasucian dewa kalinggania pamrastista bhatara kabeh" (pesucian dewa,
karena itu hari penyucian semua bhatara).
Pelaksanaan upacara ini dengan membersihkan alam lingkungan, baik pura,
tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci. Dan
yang terpenting adalah membersihkan badan fisik dari debu kotoran dunia
maya, agar layak dihuni oleh Sang Jiwa Suci sebagai Brahma Pura.
Sementara Sugihan Bali jatuh pada hari Jumat Kliwon wuku Sungsang
(sehari setelah Sugihan Jawa). Bali dalam bahasa Sansekerta berarti
kekuatan yang ada dalam diri. Jadi Sugihan Bali memiliki makna yaitu
menyucikan diri sendiri, sesuai dengan lontar Sundarigama: "Kalinggania
amrestista raga tawulan" (oleh karenanya menyucikan badan jasmani-rohani
masing-masing /mikrocosmos), yaitu dengan memohon tirta pembersihan
/penglukatan.
Manusia tidak saja terdiri dari badan fisik tetapi juga badan rohani
(Suksma Sarira dan Antahkarana Sarira). Persiapan fisik dan rohani
adalah modal awal yang harus diperkuat, sehingga sistem kekebalan tubuh
ini menjadi maksimal untuk menghadapi musuh yang akan menggoda pertapaan
kita menjelang hari raya.
sumber : http://www.beritabali.com/read/2015/07/09/201507090003/Makna-Sugihan-Jawa-dan-Sugihan-Bali.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar